Koalisi Partai Islam Sulit Terwujud, Mengapa?

Koalisi Partai

BERITA TERKINI, JAKARTA - Pengamat politik Hanta Yudha menilai langkah membentuk koalisi partai Islam sulit dirasakan. Mengingat satu partai dengan partai lainnya memiliki tantangan yang sangat berat, meski memiliki ideologiyang sama.

"Partai-partai ini secara ideologis memang agak besar, tapi sulit menyatu. Karena masing-masing partai memiliki tantangan berat. Mereka punya peluang besar tapi samakan persepsi susah," ujar Hanta dalam diskusi di Galeri Cafe, Jakarta, Minggu (17/11/2013).

Menurut Hanta, saat ini partai Islam sudah berlomba-lomba untuk memajukan figur yang pas dan bisa diusung jika kemudian harus koalisi dengan partai lain. Sebut saja sejumlah nama sudah muncul seperti Anis Matta dari PKS, Mahfud MD dan Rhoma Irama dari PKB, belakangan ada Jusuf Kalla.

Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute ini mengakui, munculnya nama-nama ini untuk kemudian dipertemukan lewat sebuah koalisi seperti akan sulit. Lagipula, koalisi partai Islam harus dicarikan tandingannya, karena selama ini poros lawannya belum terlihat.

"Kalau ada poros tengah, seolah-olah sudah ada dua poros besar. Sementara saat ini belum jelas poros pertama, apakah yang dimaksud PDI Perjuangan dengan Jokowi-Mega, atau Prabowo (Gerindra) atau Aburizal Bakrie (Golkar)," terangnya.

Hanya saja, jika kemudian poros tengah sebagai bertemunya partai Islam, jelas sangat strategis. Paling tidak, bisa menjadi magnet elektoral baru bagi mereka, dan mengangkat isu partai Islam belum berakhir karena mereka bisa berkoalisi.

"Bisa saja mengusung nama semisal JK-Mahfud, Anis Matta dan siapa, atau Hatta denga siapa. Bisa juga nama ini dimunculkan sebagai cawapres. Ini jadi stategis kalau tercapai, tapi sulit dilakukan," katanya lagi.

 Sumber: tribunnews.com

No comments:

Post a Comment