Yusril Ihza Mahendra: "Ada Skenario Memaksa Saya Untuk Mundur"?

Ketua Dewan Syuro Yusril Ihza Mahendra, pidato pada acara Silahturahmi Perjuangan dan Pra-Pembekalan Caleg PBB Provinsi Bangka Belitung di Ballrom Hotel Novotel, Bangka Tengah, Sabtu (7/9/2013)
BERITA TERKINI - Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menceritakan kisahnya yang hampir menjadi Presiden RI pada tahun 1999. Hal itu terjadi ketika pidato pertanggungjawaban Presiden RI BJ Habibie ditolak MPR.

Namun impian Yusril sebagai presiden akhirnya terhenti ketika Amien Rais yang saat itu menjabat sebagai Ketua MPR mencalonkan Abdurahman Wahid atau Gus Dur menjadi orang nomor satu di RI. "Amien terjebak dengan permainan sendiri," kata Yusril dalam diskusi di kantor media online, Jakarta, Minggu (24/11/2013).

Yusril mengatakan dirinya dan MS Kaban tidak setuju mencalonkan Gus Dur sebagai calon presiden. "Tapi okelah," katanya.

Saat itu, ia diajak untuk menemui Gus Dur. Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Yusril dengan sejumlah tokoh Islam mengatakan kepada Gus Dur ingin mencalonkannya sebagai presiden.

"Gus Dur jawab, lho kok persis kayak mimpi saya, pas keluar saya dongkol," tuturnya. Gus Dur lalu diberitahu bahwa ada Yusril di rumahnya. Gus Dur lalu menyapa Yusril kemudian bercerita mengenai mimpinya. Dalam mimpinya, Gus Dur mengatakan ada sapi yang berontak. Kemudian orang disitu meminta tolong Gus Dur untuk mengendalikan sapi itu.

"Sapinya manut saja, saya (Yusril) bilang itu sapi apa banteng, lalu Gu Dur bilang itu sapi. Tapi sapi itu tiba-tiba berontak ke belakan, ternyata ada yang narik ekornya. Saya (Gus Dur) juga mimpi didatangi ayah saya dan bilang saya harus siap kalau enggak jadi presiden ya ketua MPR," kata Yusril menceritakan obrolannya kepada Gus Dur.

Pada pertemuan itu, Matori Abdul Djalil (Mantan Ketua Umum PKB) berkomunikasi dengan Yusril. "Saya diajak ngomong dengan Matori Abdul Djalil, benar tidak Amien mencalonkan Gus Dur, main-main atau tidak, kalau tidak nanti disembelih NU," ujar Yusril.

Padahal, kata Yusril, dirinya juga telah mendaftar sebagai calon presiden. Ia juga telah melengkapi syarat-syarat calon presiden ke MPR. Sedangkan dua calon lainnya Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur tidak melengkapi syarat tersebut.

Yusril kemudian bercerita saat pidato pertanggungjawaban Habibie ditolak MPR, maka peta politik berubah. Saat ia datang, ternyata sedang terjadi perdebatan antara Habibie dan Marwah Daud Ibrahim. Saat itu, kata Yusril, Marwah menginginkan Habibie tetap maju sebagai presiden.

"Habibie enggak mau maju, disitu ada Pak Ginanjar (Ginanjar Kartasasmita) enggak bersedia, Akbar (Akbar Tandjung) enggak bersedia, Hamzah Haz engga enak karena sama-sama NU," tuturnya.

Ketika tidak ada yang mau maju sebagai presiden, Yusril mengajukan diri. Ia mengatakan telah memiliki persiapan dengan surat-surat kelengkapan syarat calon presiden. Namun, forum tersebut memutuskan untuk menunggu Amien Rais.

Amien Rais akhirnya datang dan mengaku telah mencalonkan Gus Dur. Padahal, kata Yusril, forum akan memutuskan Amien Rais menjadi presiden kalau Mantan Ketua Umum PAN itu bersedia. "Saya sudah mencalonkan Gus Dur, saya minta waktu temui Gus Dur. Kita tunggu Amien engga muncul-muncul," kata Yusril.

Saat itu, Habibie memberikan lampu hijau kepada Yusril untuk menjadi presiden. Tapi ada satu syarat yakni memilih Wiranto sebagai calon wakil presiden. Tetapi yang terjadi, kata Yusril, namanya sebagai calon presiden hilang saat Sidang MPR dibuka. "Ada skenario memaksa saya untuk mundur," katanya.

Pascapelantikan Gus Dur sebagai presiden, Yusril lalu dihubungi untuk datang ke Wisma Negara. Ia lalu diminta Gus Dur sebagai Ketua MA (Mahkamah Agung). Tetapi Yusril menolaknya.

"Bagaimana saya jadi ketua MA, memang bisa Ketua MA ditentukan oleh presiden," katanya.

Akhirnya Gus Dur memutuskan Yusril menjadi Menteri Kehakiman. Beberapa bulan kemudian Yusril pun berkomunikasi dengan Gus Dur. Saat itu ada pertemuan menteri di Istana Negara. Saat waktu senggang, Yusril bertanya kepada Gus Dur apakah benar ditemui Amien Rais. Gus Dur membenarkannya. Pertemuan itu dilakukan di Hotel Mulia.

"Amien bilang Gus sudah selesai tugasnya, Gus Dur tanya maksud Pak Amien apa, ya mundur sebagai calon presiden," kata Yusril.

Lalu apa jawaban Gus Dur?
"Kan yang calonkan Pak Amien, silakan Pak Amien bilang ke rakyat, Gus Dur ditarik pencalonanya, ya (Amien) engga berani," ujar Yusril.

No comments:

Post a Comment